Kamis, 09 Mei 2013

Jenis - Jenis Cacing Yang Sering Dibudi Dayakan



Sebagai pemula yang sedang mencari  tahu mengenai dunia peternakan cacing tanah / budidaya cacing tanah pasti yang sering di tanyakan mengenai hal jenis cacing tanah, Lho apa bedanya cacing tanah pada umumnya?

Dan yang sering mereka bayangkan dan angankan memang cacing tanah alam / liar yang hidup di kebun pekarangan rumah dan sebagainya. Hal ini wajar karena belum tahu ilmu pengetahuanya saja.

Sebenarnya hal rasa ingintahu dan penasan tinggi inilah yang akan mendampingi kesuksesan budidaya cacing tanah ini, kenapa demikian? karena semangat, pikiran positif dan rasa ingin tahu untuk belajar dan terus belajar ini lah yang akan menentukan.



Cacing Tiger / Eisenia fetida
Cacing yang selama ini kita ketahui secara awam tenyata memiliki banyak jenis. Terlebih untuk dibudidaya, jenis cacing tanah yang dipilih tergolong lebih spesifik. Berikut ini ada jenis-jenis cacing tanah yang menjadi pilihan untuk budidaya.


 

Eisenia fetida
Ukuran tubuh cacing ini berkisar antara 7-8 cm dan berwarna coklat kemerahan dengan segmen berwarna cerah sehingga biasa disebut cacing Tiger atau cacing merah. Tubuhnya berbentuk silindris dan gerakannya lamban. Cacing ini biasanya ditemukan pada tumpukan bahan organik, sampah rumah tangga, atau di bawah batang pisang yang membusuk. Cacing ini juga termasuk dalam cacing budidaya dari Eropa yang cukup terkenal karena ketahanannya hidup di temperatur 18 - 27°C.

 







Lumbricus rubellus

Lumbricus rubellus atau cacing ekor kuning merupakan jenis cacing asal Eropa yang paling banyak dibudidayakan dan biasa digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pakan hewan, serta konsumsi bagi manusia. Cacing yang biasa hidup di atas permukaan tanah ini memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan panjang 8 - 14 cm. Warna tubuh pada bagian punggung berwarna cokelat cerah hingga ungu kemerahan, perut berwarna krem, serta ekor kekuningan. Bentuk tubuh membulat dengan panjang agak memipih. Gerakannya lamban dan memiliki kadar air dalam tubuh sekitar 70-78%.




Eudrilus eugeniae

Cacing yang disebut African Nightcrawler ini biasa dibudidayakan untuk diambil kascingnya. Cacing yang berwarna merah keunguan ini hanya dapat hidup di temperatur 24-30°C namun mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi. Cacing African Nightcrawler mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari cacing ekor kuning dan bisa mencapai panjang 20 cm.

 

Perionyx exavatus


Cacing ini merupakan cacing lokal yang bentuknya seperti kalung sehingga biasa disebut cacing kalung. Ukuran tubuhnya relatif lebih besar dibandingka dengan jenis cacing tanah lainnya. Bentuk tubuhnya membulat, berwarna coklat keunguan, dan sedikit kelabu. Cacing ini biasa hidup di sekitar kotoran ternak dan di bawah batang pisang yang membusuk.

 
 

Pheretima sp.
Cacing lokal yang memiliki warna tubuh kuning kecoklatan, gerakannya lamban, dan melingkar jika tubuhnya disentuh ini biasa disebut cacing koot. Ukuran tubuh cacing ini sedikit lebih pendek dari cacing kalung. Cacing ini biasanya digunakan sebagai umpan pancing.

 

Metaphire Longa

Cacing ini memiliki warna tubuh berwarna hitam dan memiliki segmen nyata seperti sisik. Ukuran tubuhnya lebih besar jika dibandingkan dengan jenis cacing lokal lainnya dan bisa mencapai panjang 1,5 meter. Cacing yang biasa disebut cacing sondari ini seringkali terlihat menaiki batang pohon pada malam hari dan mengeluarkan suara lengkingan.

 




Tubifex sp.

Cacing sutera memiliki tubuh yang kecil, lunak, dan lembut seperti sutra. Cacing ini berukuran sekitar 1-2cm dan senang hidup berkelompok. Cacing sutera dapat ditemukan pada saluran air atau kubangan air berlumpur yang bergerak perlahan. Cacing sutera biasa digunakan untuk pakan ikan hias atau bibit ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi.



MENENTUKAN TARGET PASAR

**** MENENTUKAN TARGET PASAR****

Jika kita sudah terjun di dunia bisnis, salah satu langkah yang harus kita pikirkan adalah menentukan target pasar. Target  pasar yang kita rencanakan ini bisa dijadikan acuan terhadap harga barang/jasa yang kita tawarkan. Bukan hanya itu saja, dalam menentukan target pasar kita dituntut untuk jeli agar bisnis yang kita jalankan terus meningkat dan mendapatkan keuntungan yang besar
Berikut ini bisa merupakan 3 kunci menentukan target pasar yaitu:
1.            Strategi Pemasaran Tanpa Pembeda (Undifferentiated Marketing)

Strategi pemasaran ini hanya mengandalkan satu macam produk yang ditawarkan. Hal ini ditujukan agarimage brand dipasaran atas produknya sangatlah kuat. Pemasaran tanpa pembeda ini menyamaratakan semua kalangan baik bawah, menengah dan juga atas. Tanpa membedakan segmen pasar yang dicari membuat produksi, distribusi dan strategi promosi dilakukan secara gencar-gencaran mengingat strategi ini memiliki banyak sekali saingan.

2.            Strategi Pemasaran dengan Pembeda (Differentiated Marketing)

Strategi pemasaran dengan pembeda merupakan strategi dimana produk yang dihasilkan beraneka ragam. Para produsen memproduksi produk yang akan dijual kepasaran sesuai dengan berbagai macam kebutuhan konsumen. Adanya variasi terhadap produk yang ditawarkan membuat biaya produksi pada strategi ini relatif lebih tinggi dibandingkan pemasaran tanpa pembeda. Tetapi dari segi minat konsumen, strategi ini lebih menarik karena dengan adanya variasi tersebut konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan dan memiliki daya tarik yang kuat dibandingkan para pesaing.

3.            Strategi Pemasaran Terkonsentrasi (Concentrated Marketing)

Pada strategi pemasaran terkonsentrasi, produk yang dihasilkan merupakan barang yang ditawarkan pada satu atau beberapa kalangan tertentu saja. Target pasar yang dituju hanya ruang lingkup kecil. Seperti contohnya makanan bayi cepat saji. Hal ini konsumennya hanya kalangan ibu yang menginginkan makanan praktis untuk buah hatinya. Biaya produksinya memang relatif lebih murah dibandingkan 2 strategi sebelumnya. Namun, tingkat persaingannya cukup signifikan. Jika pesaing Anda mampu menyajikan produk yang fokusnya sama lebih baik dari kita, konsumen setia kita bisa saja beralih kepesaing kita itu dan kita pasti kehilangan satu-satunya ladang keuntungan kita.


Rabu, 08 Mei 2013

Budidaya Cacing Sutra


Cacing sutera(Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. 


Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.

Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.

Cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara menambang/mengambilnya dari sungai. Kegiatan penambangan ada yang dilakukan dengan cara menyelam. Apabila seorang penyelam menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai, maka koloni cacing tersebut akan ditambang  (diangkat) dari dasar sungai. Namun apabila penyelam tidak menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai yang diselami, maka dia akan berpindah ke lokasi lain, yang jaraknya bisa beberapa kilometer dari lokasi semula.
Kegiatan penyelaman/pengambilan cacing tersebut dilakoni karena nilai ekonomi cacing sutera yang cukup menjanjikan. Harga cacing sutera berkisar antara Rp. 5. 000,00 sampai Rp. 7.000,00 per satu kaleng kecil (250 ml/kaleng susu).

Kini banyak upayayang dilakukan untuk mengembangkan budidaya cacing sutera di daratan. Dengan budidaya tersebut diharapkan mempermudah pengguna cacing sutera, setidaknya tidak perlu lagi menyelam ke dasar sungai yang pekat yang dalamnya mencapai 7 m bahkan lebih.

Pengembangan budidaya cacing sutera saat ini sudah banyak dilakukan. Teknik budidaya cacing sutera secara umum dapat dilakukan pada media lumpur yang dicampur dengan kotaran ayam dan bekatul. Bibit cacing sutera yang diperoleh dari alam ditanamkan ke dalam media tersebut setelah dikarantina terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri patogen yang dibawa dari habitat asalnya. Sebelum ditanami cacing sutera, media difermentasi terlebih dahulu dengan direndam air selama lebih kurang 3 hari. Selama proses budidaya, media dialiri air dengan debit sekitar 3 liter per detik. Panen cacing sutera dapat dilakukan seminggu sampai dua minggu setelah ditanam. Jika dibiarkan terlalu lama, maka jumlah cacing sutera akan berkurang kembali, karena secara alami terjadi persaingan antar-cacing itu sendiri.

Hasil produksi dari budidaya cacing sutera mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan di habitat aslinya. Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai, maka produksi akan lebih banyak lagi. Dengan demikian budidaya cacing sutera yang sudah mulai diperkenalkan saat ini bisa meningkatkan penghasilan, mengingat permintaan cacing sutera masih cukup tinggi.

Apabila  hasil budidaya cacing sutera kita mencapai 200 kaleng per minggu. Kalau harganya Rp. 5000,00 per kaleng, maka penghasilan kita bisa mencapai Rp. 1 juta per minggu. Jumlah penghasilan yang tidak bisa dikatakan kecil untuk ukuran masyarakat saat ini.

A.    Cacing Sutera untuk Budidaya Ikan Hias
Cacing sutera di toko-toko tempat penjualan ikan hias kadang kala kosong, mungkin karena stok di pembudidaya belum ada. Anda jangan khawatir dan pasrah dengan keadaan, cobalah mandiri dan mulailah budidaya cacing sutera dari sekarang.

Budidaya cacing sutera sangat bermanfaat untuk ikan hias, salah satunya ikan cupang. Budidaya cacing sutera sangat mudah dan gampang, tidak repot dalam pemeliharaan, serta pakan cacing yang relatif murah bila anda beli. Budidaya cacing sutera adalah solusi untuk lebih irit biaya dan mudah mendapatkanya ketimbang anda beli yang belum tentu ada.
Dengan mengkonsumsi cacing sutera ini ditambah dengan suplemen makanan ikan menjadikan ikan cupang indah warnanya dan sehat. Manfaat cacing sutera untuk ikan cupang lumayan banyak diantaranya memperkokoh ekor dan membuat mental ikan cupang anda lebih berani. Maka dari itu cacing suteraselain bisa dikonsumsi juga sangat penting bila dijadikan makananikan cupang. Dan tak ada salahnya jika kita membuka budidaya cacing sutera karena tidak terlalu repot untuk pengelolaannya. Apa yang harus diperhatikan dapat kita simak pada wacana berikut ini.

B.     Habitat(Tempat Hidup)
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.Seperti hewan air lain maka air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Parameterair yangoptimal untuk Budidaya cacing sutra adalah:
• pH                             : 5,5 -8,0
• Suhu                                     : 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut)            : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak                   : <3,6


Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang 
dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Berikut teknik budidaya cacing sutra:

1.Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.
Cara pembuatanpupuknya :
v  Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
v  Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
v  Aktifkan/Kembangkandulu bakterinya.
Caranya ¼ sendok makan gula pasir
+ 4ml EM4 + dalam 300ml air terus
diamkankuranglebih 2   jam.
v  Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayamyang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
v  Selanjutnyamasukkan ke wadah yang tertutuprapat selama 5 hari
 
Mengapa harusdifermentasi?
Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naek sampai 2 kalilipat

4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.
Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra:
  • Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
  • Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
  • Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolamdibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
  • Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.
  • Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggapbanyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
  • Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.
  • Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur
  • tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semuabagian.
  • Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
  • Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
  • Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
  • Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.
  • Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruhpermukaan kolam secara merata.
  • Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

 
Selain hal tersebut diatas, ada beberapahal yang penting untuk anda perhatikandalam budidaya cacing sutera antara lain sebagai berikut:
  1. Wadah budidaya dapat berupa parit beton atau wadah yang dilapisi plastik, lebar 0,5 meter.
  2. Pakan cacing sutra bisa berupa campuran kotoran ayam segar 50% dan lumpur kolam 50%. Tinggi media 5 cm.
  3. Pemupukan ulang dilakukan dengan menambahkan kotoran ayam sebanyak 9% dari volume awal, dilakukan setiap minggu.
  4. Media dialiri air irigasi, dengan debit air 900 ml/menit.
  5. Benih cacing rambut ditebar sehari sesudah media kultur dialiri air, yaitu sebanyak 2 gram/ m2.

7.  Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.

8. Panen
ü  Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggusekali.
ü  Cara pemanenan cacing suteradengan menggunakan serokhalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan.
ü  Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu.
ü  Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.


Berkaca : http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-cacing-sutra-4198

Kamis, 02 Mei 2013

Belajar Budidaya Lele untuk pemula (Bagian I)


Kemarin saya memposting catatan berjudul Mencoba Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal sebetulnya catatan tersebut bukanlah catatan teoritis, atau panduan beternak atau budidaya ikan lele kolam terpal, hanya sebatas catatan curahan hati betapa bangganya ditengah-tengah kesibukan sebagai mahasiswa diberikan kesempatan untuk mencoba memberdayakan masyarakat desa dengan mulai merintis usaha budidaya ikan lele.
Akan tetapi dari catatan tersebut ada beberapa yang merespon atau boleh dikatakan “menodong” saya hehehe.. untuk berbagi kisah lebih mendetail proses awal budidaya lele kolam terpal, sekali lagi ini hanya berbagi kisah bukan berbagi ilmu karena kalau berbagi ilmu saya belum cocok, saya hanyalah seorang pembudidaya lele kategori pemula, yang hanya tahu dari buku dan mbah google. Sebelum menyimak kisahnya, siapkan dulu secangkir teh supaya lebih makyosss…!!


1. Tahap Penyediaan Alat/Barang

Hal yang pertama kali yang saya lakukan adalah berdoa, memohon kepada yang Maha Kuasa semoga usaha saya diberikan kelancaran Amien.. selanjutnya saya membeli beberapa alat/barang untuk mendirikan kolam terpal, diantaranya (harga Purwokerto) :

- Bambu 3 batang @ Rp. 7.000 x 3 = Rp. 21.000
- Terpal ukuran 5 x 4 (20M pesegi) @ Rp. 120.000 x = Rp Rp. 120.000
- Tali klontong (rafia) 1 @ Rp. 5.000 = Rp. 5.000
- Pipa PVC 1/2 inci Rp. 10.000 x 1 = Rp. 10.000
- Shok drat luar dalam 1/2 inci = Rp. 6.000
- Keni drat 1 dan Keni biasa = Rp 6.000
- Dobel nepel = Rp. 3.000
- Keni Gi = Rp. 3.500

Jika anda memerlukan alat/barang yang lainnya silahkan saja dibeli sesuai dengan kebutuhan anda.

2. Tahap Persiapan Tanah

Setelah semua perlengkapan tersedia, kita siapkan tanah yang akan menjadi dasar kolam terpal. Syarat utama permukaan tanah harus bersih dari segala sesuatu yang mampu membocori/merobek terpal, seperti batu, paku, kawat dan lain sebagainya.


3. Tahap Pembuatan Kolam

Langkah-langkah pembuatan kolam diantaranya:- Buat terlebih dahulu rangka kolam dengan menggunakan bambu,  jika menggunakan paku dan kawat usahakan jangan sampai bagian tajamnya merobek terpal, kalau saya menggunakan tali rafia (ukuran besar dan tebal).

Contoh Rangka (Sumber Gambar: www.kaskus.us/showthread.php?t=1780453) - Setelah rangka jadi saatnya memesang terpal, usahakan dalam proses pemasangan terpal serapi mungkin terutama bagian sudut kolam.- Selanjutnya tahap pembuatan pipa pembuangan.

Kolam Terpal yang sudah jadi (Sumber Gambar: Koleksi Sendiri)


4. Tahap Pemupukan

  • Masukan kotoran sapi dicampur dedak ke dalam kolam kemudian ratakan kira-kira setinggi 5 – 10 cm.
  • Masukan air perlahan-lahan perhatikan seluruh bagian kolam apakah ada kebocoran atau tidak
  • Karena budidaya lele yang saya lakukan menggunakan teknik organik, maka kotoran sapi yang tadi dimasukan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme air, seperti plankton, cacing dan lain sebagainya, yang nantinya akan menjadi makanan organik lele.
  • Setelah air penuh biarkan kurang lebih 7 – 10 hari agar mikroorganisme air tumbuh, dan supaya bau residu (zat kimia) dari terpal hilang.

Proses Pemupukan (Koleksi Pribadi)
Saat ini (09 Januari 2011) kolam-kolam saya masih dalam tahap pemupukan, menunggu sekitar 5 – 7 harian lagi untuk masa penanaman bibit lele. Apa yang saya tulis hanya pengalaman yang saya lakukan saja, dan ilmu-ilmunya didapatkan dari berbagai sumber seperti buku, literatur, internet, pengalaman orang lain dan sebagainya. Sebelum menutup catatan ini, saya sangat mengharapkan sekali bimbingan, saran, dan masukan ilmunya dari rekan-rekan yang lebih mengerti dan lebih jago dalam budidaya lele khususnya kolam terpal, sementara saya cukupkan sampai disini apa yang bisa saya sampaikan, kita sambung  lagi dalam kesempatan selanjutnya (bersambung)


bercrmin pada?
http://wirausaha.blog.unsoed.ac.id/2012/06/16/belajar-budidaya-lele-untuk-pemula-bagian-i/